Thursday, September 4, 2008

Brainiacs: Homoseksual vs Heteroseksual

Tidak terasa sudah setahun yang lalu saya menulis di Netsains mengenai homoseksualitas. Kali ini memperingati ‘Gay Pride Amsterdam 2008’ yang berakhir hari Minggu lalu, saya tertarik untuk meng-update kembali topik ini.

Minggu lalu, Arli membahas tentang hubungan rangsangan seksual dan otak kaum gay. Kini. Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) journal yang bergengsi baru-baru ini mempublikasikan hasil riset ilmuwan Swedia dari Karolinska Institute, institut Nobel, yang memaparkan bahwa menjadi seorang gay atau lesbian sangat dipengaruhi oleh faktor biologis.

Otak seorang laki-laki gay dan perempuan heteroseksual memiliki ukuran yang hampir sama sedangkan perempuan lesbian dan laki-laki heteroseksual memiliki ukuran otak bagian kanan lebih besar. Pola Pikir Para ilmuwan tersebut juga mendukung observasi masyarakat umum bahwa terdapat perbedaan pola pikir dan intelegensia dari setiap orientasi seksual. Ini dapat dijelaskan dari bagaimana otak mengatur memori dan perilaku seseorang.

Dr. Qazi Rahman dari Queen Mary, University of London malah dengan ekstrim mengemukakan bila seseorang adalah homoseks, dia memang terlahir untuk menjadi homoseks. Dengan memindai 90 orang heteroseksual dan homoseksual, diperoleh data bahwa amygdala, bagian otak yang mengatur emosi (termasuk respon hormonal) seseorang berbeda-beda. Seorang laki-laki gay memiliki amygdala yang mirip dengan perempuan heteroseksual dan perempuan lesbian memiliki amygdala yang mirip dengan laki-laki ‘straight’ alias heteroseksual. Sayangnya mereka tidak membahas kaum biseksual.

Sumber:

Hosea Handoyo - Rabu, 6 Agustus, 2008

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More